Assalamualaikum ya akhi wa ukhti =))
selamat menikmati hari sore anda dengan beristirahat melepas penat. Kali ini saya akan membahas tentang ''TENAR'' . TENAR adalah nama lain dari popularitas, jadi apa yg ada di fikiran anda tentang hal itu?
Pada zaman yg sudah tidak karuan ini, ketenaran sudah menjadi impian bagi seseorang. Ketenaran dibagi menjadi 2 hal, yang pertama tenar dalam hal positif dan yg kedua adalah tenar dlm hal negatif. Semua orang pasti ingin tenar dalam hal positif. Tapi tak banyak yg mendapat itu. Malah sekarang tenar yg negatif sudah merajalela dan ia pun bangga dalam hal tersebut.
Sempat terbesit dalam fikiran saya, tenar itu penting gak sih?
Menurut orang - orang yang ada di sekeliling saya, 2 dari 10 orang menyatakan tenar itu penting, malah teramat penting. Mereka menyatakan kalo tenar itu enak, banyak dikenal orang, terlihat elegan, dan serba baiklah, eitss tungguu... tapi menurut mereka saja . Dan 8 dr 10 orang tersebut menyatakan kalo tenar itu tidak terlalu penting karena dengan tenar banyak yg membenci dia, memfitnah, dan privacy orang tenar cepat tersebar dimana - mana. Menurut saya, tenar itu ada pentingnya ada tidaknya. Pentingnya, kita memiliki banyak teman, tidak kuper . Dan sisi negatif dr tenar itu sangat buanyak sekali, jadi lebih baik menjadi orang yg tidak tenar.
Untuk mencari ketenaran pun harus merogoh saku yg sangat banyak sekali. Malah ada yg melakukan hal - hal yg tidak disukai Allah demi ketenaran seperti berfoto telanjang ataupun memakai pakaian masa kini yang hanya dibalut seutas benang . Naudzubillah....Itu saja belum tentu hal yg dilakukan bisa membuat dia tenar.
Virus keinginan untuk populer dan terkenal telah banyak menjangkiti kaum muslimin. virus popularitas ini menjangkiti kaum muslimin dengan sangat perlahan dan tersamar, sehingga membuat orang yang terjangkiti tidak merasakan bahwa keinginan untuk diakui dan terkenal telah ada pada dirinya.
Berkata Abu Hazim Salamah bin Dinar “Sembunyikanlah kebaikan-kebaikanmu sebagaimana engkau menyembunyikan kejelekan-kejelekanmu.” (Berkata Syaikh Abdul Malik Romadhoni , “Diriwayatkan oleh Al-Fasawi dalam Al-Ma’rifah wa At-Tarikh (1/679), dan Abu Nu’aim dalam Al-Hilyah (3/240), dan Ibnu ‘Asakir dalam tarikh Dimasyq (22/68), dan sanadnya sohih”. Lihat Sittu Duror hal. 45).
Dalam riwayat yang lain yang diriwayatkan oleh Al-Baihaqi dalam Syu’ab Al-Iman no 6500 beliau berkata, “Sembunyikanlah kebaikan-kebaikanmu sebagiamana engkau menyembunyikan keburukan-keburukanmu, dan janganlah engkau kagum dengan amalan-amalanmu, sesungguhnya engkau tidak tahu apakah engkau termasuk orang yang celaka (masuk neraka) atau orang yang bahagia (masuk surga)”.Banyak sekali ulama salaf yang membenci ketenaran, mereka paling tidak menyukai nama mereka disebut-sebut manusia, mereka membenci jika amalan mereka bisa diketahui orang banyak, mereka selalu berusaha untuk menyembunyikan amalan-amalan kebaikan mereka hingga manusia yang lain tidak mengetahuinya selain Allah Subhanahu wa Ta’ala dan dirinya saja yang tahu. Mereka para ulama salaf sangat takut kepada kesombongan hati yang mudah menjangkiti manusia. Mereka membenci pujian dari manusia yang bisa menimbulkan fitnah bagi diri mereka.
Jadi kesimpulannya ketenaran tidak menjamin hidup kita bahagia . so? yg gak tenar bersyukurlah kalian =))
No comments:
Post a Comment